Rabu, 19 November 2014

Modul 9 (No. 5) "Kaitan Keracunan Pangan dengan Studi Kasus Bahaya Makanan dalam Kaleng"


  Das Auftreten von Lebensmittelvergiftungen durch Kreuzkontamination von einer schmutzigen Umgebung, um Nahrung, die entweder direkt oder indirekt über Vermittler wie Menschen und Tiere gekocht hat, und wird auch von Bakterien, die auf Fast-Food gedeiht, wenn gespeichert und wartet mehrere Stunden bei Raumtemperatur, bevor verursacht serviert auf den nächsten Tag, wie E. coli-Bakterien, die manchmal in Lebensmitteln gefunden werden, vor allem Lebensmittel Snacks am Straßenrand. Es ist klar, dass die geringe Umweltbewusstsein der Öffentlichkeit kann dazu führen, dass das Essen nicht sicher für den Verzehr ist. Eine Fallstudie der "Gefahr in Konserven" wird mit Lebensmittelvergiftung verbunden, weil einer Person Lebensstil neigen dazu, nur in Bezug auf die wirtschaftliche und Praktikabilität denken ohne in den Konserven sie verbrauchen, vor allem Lebensmittel-Konservierungsstoffe enthalten bekannten Schadstoffen. Es sollte jedoch festgestellt, daß der Verteilungsprozess langwierig werden, ist es möglich, wenn Dosen verwendet wird lecken kann ein Weg, um das Wachstum von Pilzen, die Lebensmittel verunreinigen kann und natürlich das Essen ist nicht gut für die Gesundheit des menschlichen Körpers sein. Denn neben der Lebensmittel zum Verzehr ungeeignet sind das Potential für kontaminierte Metalldosen auch sehr groß.

       Terjadinya keracunan makanan akibat kontaminasi silang dari lingkungan yang kotor ke pangan yang sudah dimasak baik secara langsung maupun tidak melalui perantara, seperti manusia dan hewan, serta disebabkan juga karena bakteri yang berkembang pada saat pangan siap saji disimpan dan menunggu waktu beberapa jam pada suhu kamar sebelum dihidangkan pada esok harinya, seperti bakteri E.coli yang terkadang ditemukan dalam pangan, terutama pangan jajanan di tepi jalan. Jelas bahwa kepedulian masyarakat yang rendah akan lingkungan dapat menyebabkan pangan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Studi kasus mengenai  “Bahaya Makanan dalam Kaleng” sangat berkaitan dengan keracunan makanan karena gaya hidup seseorang cenderung hanya memikirkan dari segi ekonomis dan kepraktisannya saja tanpa diketahui adanya zat-zat berbahaya yang terkandung dalam makanan kaleng yang dikonsumsinya tersebut, terutama zat pengawet makanan. Namun, perlu dicermati bahwa proses distribusi yang panjang, tidak menutup kemungkinan jika kaleng yang digunakan akan mengalami kebocoran yang dapat menjadi jalur tumbuhnya jamur pada makanan yang dapat mengkontaminasi makanan dan tentu sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia. Karena selain makanan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi, potensi tercemar logam kaleng juga sangat besar.

German - Indonesian


***

0 komentar:

Posting Komentar