Rabu, 10 Desember 2014

Jurnal Ilmiah Lingkungan


Pemetaan Permasalahan Penyediaan Air Minum di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan System Interrelationship Model

Made Widiadnyana Wardiha & Pradwi Sukma Ayu Putri

Email: made.wardiha@rocketmail.com ; petitepoety@yahoo.com

diterima 21 Februari 2013, diterima setelah perbaikan 3 April 2013 disetujui untuk diterbitkan 4 April 2013



Abstrak
     Penyediaan air bersih di Indonesia masih bermasalah di berbagai provinsi termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Permasalahan penyediaan air di NTT disebabkan oleh ketersediaan sumber air, curah hujan rendah, kondisi tanah, sosial budaya, serta masih belum baiknya manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Permasalahan ini perlu dipetakan untuk dapat diambil langkah perbaikan terintegrasi. Data permasalahan penyediaan air di Provinsi NTT diperoleh dari diskusi dengan pemangku kebijakan di Provinsi NTT. Data diolah secara deskriptif dan dipetakan dengan system interrelationship model (SIM), kemudian komponen-komponen permasalahan yang dipetakan tersebut dianalisis keterkaitan antar komponennya. 
Kata kunci : Nusa Tenggara Timur, penyediaan air, pemetaan, dan system interrelationship model.

Pendahuluan
     Penyediaan air bersih ataupun air minum di Indonesia saat ini masih menjadi masalah. Tahun 2010, capaian Indonesia untuk air minum layak baru mencapai 49,19%. Kondisi tersebut terjadi tidak hanya di perkotaan tapi juga pedesaan dan dialami di berbagai provinsi di Indonesia salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyediaan air di NTT dilakukan melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur gali, sungai, pompa, dan lain-lain tapi belum menjangkau seluruh penduduk disebabkan oleh berbagai masalah mulai dari ketersediaan sumber air yang kurang memadai, jumlah curah hujan yang rendah, kondisi tanah, sampai pada sosial budaya masyarakatnya. Masalah-masalah yang disebutkan sebelumnya perlu dicarikan solusi. Namun, penyelesaian atau solusi dari permasalahan tersebut terkadang tidak terintegrasi yang mungkin disebabkan belum adanya alur yang jelas mengenai ujung dan pangkal dari permasalahan tersebut. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memetakan permasalahan penyediaan air minum di Provinsi NTT.

Metode
     Data penelitian tahun 2010 yaitu data mengenai kondisi penyediaan air di beberapa permukiman tradisional di NTT yaitu Kampung Prai Natang di Kabupaten Sumba Timur, Kampung Sodana di Kabupaten Sumba Barat, serta Kampung Bena dan Kampung Wogo di Kabupaten Ngada. Semua data tersebut dikumpulkan dalam bentuk data kuantitatif dan kualitatif yang diolah secara deskriptif dan dipetakan dengan system interrelationship model (SIM). System interrelation model adalah penjabaran dari interaksi dunia-nyata yang terdiri dari komponen-komponen yang terikat secara interdependen dalam suatu ikatan yang kuat. Dalam metode ini terlebih dahulu disusun komponen-komponen penyusun suatu sistem dengan spesifikasi masing-masing dan kemudian dianalisis keterkaitan masing-masing komponen dan selanjutnya disusun dalam suatu diagram dimana komponen-komponen tersebut dihubungkan berdasarkan hubungan sebab akibat, kronologi, proses, ataupun deskripsi dan ditampilkan dalam bentuk diagram.

Hasil dan Pembahasan
  • Permasalahan Penyediaan Air di Provinsi NTT
     Permasalahan dalam hal penyediaan air di Provinsi NTT pada kajian ini dikaji berdasarkan tiga sumber yaitu hasil diskusi dengan pemangku kebijakan, hasil diskusi dengan masyarakat di permukiman tradisional, serta dari literatur. Peserta diskusi menyebutan bahwa masyarakat di NTT terutama yang tinggal di pulau-pulau kecil seperti Pulau Alor, Pulau Ende, Pulau Pura, dan pulau kecil lainnya masih mengkonsumsi air payau atau air sumur yang kualitasnya payau serta tercemar bakteri E-coli. Selain dari diskusi, permasalahan penyediaan air di NTT juga sudah banyak diteliti, misalnya dalam hal rendahnya tingkat curah hujan. Rata-rata volume curah hujan tahunan di NTT hanya sebesar 1000 mm. Rendahnya curah hujan ini menyebabkan krisis air pada musim kemarau yaitu pada bulan April – Oktober. 
  • Pemetaan Permasalahan Penyediaan Air di Provinsi NTT dengan System Interrelationship Model
     Berbagai permasalahan terjadi dalam hal penyediaan air di NTT tidak hanya perlu dicarikan solusi yang tepat sesuai permasalahannya, tapi juga perlu dilihat keterkaitannya dengan masalah yang lain sehingga solusi yang ditawarkan merupakan solusi yang terintegrasi. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dipetakan permasalahan-permasalahan yang disebutkan pada sub bab sebelumnya dan saling dikaitkan dengan menggunakan metode system interrelationship model. Dalam menggunakan metode ini, yang diperlukan adalah data dan aliran interaksi (flow of interactions) dari data tersebut. Data disusun menjadi komponen-komponen dengan spesifikasi tertentu serta dijabarkan aliran interaksinya dengan komponen-komponen yang lain. Usaha untuk mempengaruhi aspek-aspek/ komponen-komponen yang berpengaruh disebut intervensi. Intervensi adalah usaha mengubah data atau property suatu komponen dengan tujuan mengubah kesetimbangan interaksi antara komponen yang diintervensi dengan komponen lain yang berhubungan langsung.

Kesimpulan
     Permasalahan penyediaan air di Provinsi Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umum komponen-komponen yang berpengaruh terhadap permasalahan dipetakan dengan system interrelationship model yaitu diantaranya curah hujan, tanah, vegetasi, sumber air, lokasi permukiman, embung, kualitas air, sarana dan prasarana penunjang, dan masyarakat. Komponen-komponen tersebut memiliki hubungan sebab akibat sehingga pilihan untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap komponen-komponen yang berpengaruh diantaranya komponen vegetasi, sarana dan prasarana penunjang, dan masyarakat.

Saran
     Hasil dalam tulisan ini lebih bersifat kajian sehingga hasil kajian ini perlu dilakukan penelitian tersendiri terhadap pengaruh komponen-komponen tersebut serta pengaruh intervensi yang dilakukan terhadap perubahan nyata di masyarakat.

Daftar Pustaka
  1. Algamar, Setia Budhy, dkk. Sanitasi, Bukan Hanya Sekedar Urusan Belakang, Jakarta: Majalah Kiprah Volume 50/Tahun XII, Kementerian Pekerjaan Umum, 2012.
  2. Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar. Peningkatan Kualitas Lingkungan PermukimanTradisional Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna. Denpasar: Laporan Akhir Kegiatan Penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum, 2010.
  3. Berita Daerah. NTT Berpotensi Untuk Dibangun Waduk Penampung Air, 2012. (http://www.beritadaerah.com, diakses tanggal 6 Juni 2012).
  4. Edyanto, CB Herman. “Penelitian Sumber Air Bersih Bawah Tanah di Pulau Flores.” Jurnal Teknik Lingkungan (2008): 167-172.
  5. Kanaf, Petrus, Andreas Umbu Moto, dan Petrus Fallo. Community Based Water Supply, A Handbook Describing The ProAir Implementation of The Indonesian Policy, Community Based Drinking Water and Environmental Sanitation, Jakarta: Deutsche Gesellsohaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), 2011.
  6. Kausel, Agustinus. “Analisis Korelasi Biaya Air Bersih dan Pendapatan Penduduk di Daerah Sulit Air Bersih di Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.”, Jurnal Litbangda NTT IV (2008): 243-262.
  7. Laka, Fransiskus dan Wahyono Hadi. “Strategi Pengelolaan Air Bersih Perdesaan di Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka Provinsi NTT.” Abstrak Seminar Nasional Manajemen Teknologi IX, Surabaya, 2009.
  8. Masduqi, Ali, dkk. “Capaian Pelayanan Air Bersih Perdesaan Sesuai Millenium Development Goals – Studi Kasus di Wilayah DAS Brantas.” Jurnal Purifikasi 8 (2007): 115-120.
  9. Munaf, Dicky R., dkk. “Peran Teknologi Tepat Guna untuk Masyarakat Daerah Perbatasan, Kasus Propinsi Kepulauan Riau”, Jurnal Sosioteknologi 13 (2008): 329-333.
  10. Nainiti, Nikodemus P.P.E, Sahid Susanto, dan Putu Sudira. “Prediksi Sumberdaya Air Di Pulau Kecil: Studi Kasus Di Pulau Rote Nusa Tenggara Timur.”, Jurnal Manusia dan Lingkungan XI (2004): 55-63.
  11. Provincial Department of Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia, 2008. Nusa Tenggara Timur. (http://www.goseentt.com/Photos/NTT%20map%202.jpg, diakses tanggal 22 Maret 2013).
  12. Rahardjo, P. Nugro. “Masalah Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Tiga Desa di Kabupaten Ende.” Jurnal Air Indonesia 4 (2008): 22-27.
  13. Suara Pembaruan. Enam Kabupaten Krisis Air Bersih di NTT. 2012. (http://www.suarapembaruan.com, diakses tanggal 7 Februari 2012).
  14. Susilawati. “Konservasi Tanah dan Air di Daerah Semi Kering Propinsi Nusa Tenggara Timur.” Jurnal Teknik Sipil Universitas Soegijapranata 3 (2006): 33-43.
  15. Sudjono, Priana. “Introducing System Interrelation Model to Transform Risk Management System for Safety of Water Resources into Object Oriented Programming.” Proceeding of International Seminat on Climate Change, Enviromental Insight for Climate Change Mitigation, Solo, 2011.
  16. Sudjono, Priana. “Pengembangan Sanitasi dan Air Bersih di Perumahan Tradisional.” Presentasi pada Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Tradisional IV: Menemukenali Kearifan Lokal Perumahan Tradisional di Kawasan Bahari, Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional Makasar, (2012).
  17. Widiyono, Wahyu.. “Kajian Erosi dan Pendangkalan Embung di Pulau Timor-NTT.” Jurnal LIMNOTEK XIII (2006): 21-28.
  18. Widiyono, Wahyu.. “Konservasi Flora, Tanah, dan Sumberdaya Air Embung-Embung di Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur- Studi Kasus ‘Embung’ Oemasi-Kupang dan ‘Embung’ Leosama-Belu.” Jurnal Teknik Lingkungan 9 (2008): 197-204

***

0 komentar:

Posting Komentar