Sebuah penelitian terbaru dari jurnal online 'Open Heart, menunjukkan
bahwa ternyata gula yang ditambahkan pada makanan olahan dapat memiliki
efek yang lebih buruk pada tekanan darah, penyakit jantung, dan
hipertensi dibandingkan dengan garam.
Sejauh ini pedoman diet
pada umumnya adalah mengurangi asupan garam pada makan yang dikonsumsi
untuk meminimalisir terjadinya tekanan darah tinggi. Sebaliknya, gula
dianjurkan untuk menekan efek meningkatnya tekanan darah.
Namun
ternyata, garam justru memiliki efek yang sangat rendah pada perubahan
tekanan darah. Gula yang dianggap sebagai penghambat perubahan tekanan
darah drastis malah memiliki efek yang jauh lebih berbahaya!
Para peneliti mengungkapkan
bahwa gula memiliki kandungan yang berhubungan dengan tekanan darah
daripada sodium. Mereka menyimpulkan bahwa gula, terutama fruktosa dapat
memperburuk hipertensi dan masalah jantung lainnya.
Tinggi
fruktosa biasanya terdapat pada minuman soda dan makanan olahan. Efeknya
pun bisa lebih buruk, seperti banyaknya lemak darah yang merugikan
kadar insulin darah yang tinggi, dan dua kali resiko pengembangan
sindrom metabolik.
Bukti-bukti tersebut sudah nyata. Menunjukkan
bahwa orang-orang yang diet dengan asupan gula yang ditambahkan
setidaknya seperempat dari total konsumsi kalori harian mereka akan
memiliki hampir tiga kali resiko terkena penyakit jantung, dibandingkan
dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 10 persen.
Membatasi
konsumsi minuman manis dan permen adalah cara yang paling efektif untuk
mengurangi asupan ke dalam tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia
merekomendasikan bahwa gula yang masuk ke tubuh harus kurang dari 10
persen dari total asupan kalori per hari. Hal ini diterjemahkan menjadi
maksimum 50g gula untuk rata-rata orang dewasa.
- Sumber Referensi
***
0 komentar:
Posting Komentar