Pembangunan infrastruktur yang belum merata |
Saat ini, Indonesia tengah menikmati era bonus
demografi dimana jumlah penduduk usia produktif memiliki proporsi terbesar dibandingkan
jumlah penduduk usia non produktifnya, yaitu mencapai dua per tiga dari total
jumlah penduduk Indonesia.
Berkenaan dengan hal ini, Indonesia kini tengah gencar-gencarnya dalam
mencanangkan gerakan Keluarga Berencana (KB), program kesehatan, pendidikan dan
moralitas, serta pembangunan infrastruktur sehingga dengan demikian dapat
menurunkan angka kelahiran dan angka kematian secara signifikan.
Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Masyarakat
(Menko Kesra) era Presiden Soeharto, Haryono Suyono, menegaskan hal itu, saat
ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta,
Kamis 25 Juni 2015 silam.
Namun, yang menjadi formulasi permasalahan saat ini adalah dimana bonus
demografi Indonesia itu sendiri hanya terpusat pada tiga wilayah dan tidak
pindah dari DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. "Tiga provinsi ini
(DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Jawa Timur) sampai sekarang yang bonus
demografinya terbesar", ujar Haryono di dalam sebuah diskusi di Jakarta. Selengkapnya disini.
Menurutnya, ketiga provinsi tersebut selalu mendapat bonus demografi
terbesar dikarenakan masyarakat produktif yang berada di sekitar sana selalu
aman dan nyaman, ditambah dengan adanya pembangunan infrastruktur yang belum
merata di wilayah asalnya.
"Pembangunan masih terpusat sehingga bonus demografi di tempat-tempat
lain banyak yang pergi ke tiga tempat ini", jelas Haryono. "Menteri
PU itu harus memastikan pembangunan infrastruktur itu benar-benar bisa
memfasilitasi bonus demografi ini jadi mesin penggerak ekonomi nasional",
tambahnya. Selengkapnya disini.
Hal ini diperlukan untuk mengimbangkan adanya ketersediaan pusat ekonomi
yang baru sehingga tidak lagi mengandalkan pusat ekonomi yang sudah ada. Bonus
demografi ini sudah sepatutnya harus diimbangi dengan pembangunan pusat-pusat
pertumbuhan eknomi baru dari mulai jalan hingga kawasan industri integrasi, seperti
perumahan dan kawasan industri secara merata sehingga akan merangsang
masyarakat pindah ke daerah manapun.
"Dengan kegiatan ekonomi yang menjanjikan, maka tanpa dipaksa-paksa
untuk pindah, orang juga dengan sendirinya akan pindah", tutur Haryono.
***
Ditinjau ulang oleh Ridho Sya'bana pada 20 September 2015, disini.
0 komentar:
Posting Komentar